Polisi Ungkap Fakta Penyebab Kecelakan Maut di Tol Ciawi, Supir Truk Ngebut Muatan Overload

BRO KOTA BOGOR – Polda Jabar bersama Polresta Bogor memastikan Supir truk Tronton B 9235 PYW, Berinisial BW yang mengangkut air mineral galon melebihi kapastitas atau Over Dimension Over Loading (ODOL) menjadi salah satu penyebab terjadinya peristiwa kecelakaan maut di Pintu Tol Ciawi 2 Bogor, pada Selasa, 4 Februari 2025 lalu
Fakta
“Berdasarkan penyidikan Satlantas Polresta Bogor Kota, supir truk maut BW ditetapkan sebagai tersangka dalam kecelakaan lalu lintas yang menewaskan 8 orang dan 11 orang korban lainnya luka parah. Tersangka sudah ditahan di Rutan Polresta Bogor,”jelas Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol. Eko Prasetyo didampingi Wadirlantas Polda Jabar AKBP Edwin Afandi pada konferensi pers, di Mapolresta Bogor, Sabtu (14/2)
Kapolresta Bogor, juga menyampaikan kronologi kecelakaan maut itu bermula ketika truk tronton bermuatan 24 ton air mineral galon melintas dari arah Ciawi menuju Jakarta. Saat memasuki KM 41, BW kehilangan kendali dengan laju kendaraan berkecapatan tinggi. Lantaran diduga panik, BW kemudian nekad melompat keluar dari truk sebelum truk tersebut menabrak gerbang tol, menyebabkan kecelakaan beruntun dan berujung maut.
Dalam konferensi pers, supir maut BW yang berstatus tersangka hanya bisa tertunduk lesu ketika dihadirkan dihadapan awak media dengan mengenakan baju tahanan oranye dan tangan diborgol.
“Sebelum BW ditetapkan sebagai tesangka, penyidik telah memeriksa 13 saksi termasuk alat bukti yang dikumpuilkan terkait kejadian ini,”kata Kombes Eko.
Tersangka BW, supir maut itu dijerat dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Ia dikenakan pasal yang mengatur tentang tindakan membahayakan nyawa orang lain saat mengemudi hingga menyebabkan kematian atau luka-luka.
“Ancaman hukuman maksimal adalah 12 tahun penjara atau denda hingga Rp24 juta,” ungkapnya.
Sementara Wadir Lantas Polda Jabar, AKBP Edwin Afandi secara teknis juga menyampaikan hasil penyidikan perkara kasus tersebut.
Peristriwa Kecelakan maut itu disebabkan beberapa pelanggaran yang dilakukan pengemudi BW, diantaranya terkait mengemudikan kendaran dengan tidak wajar dan muatan kendaraan tidak sesuai dengan daya angkut kendaran. Parahnya lagi supir tidak mematuhi batas kecepatan kendaraan.
“Beberapa fakta di TKP, sebelum terjadi kecelakaan supir memacu dengan kecepatan sekitar 90 sampai 100 kilometer per jam. Bahkan dari beberapa titk CCTV, supir mengemudikan truk terlihat Zig-zag di beberapa lajur jalan Tol Jagorawi. Bahkan saat dilakukan ramchek, kendaraan tersebut overload sekitar 12 ton. Begitu pula kondisi pengereman seperti tromol dan kanvas rem sudah tidak standart pabrikasi,”jelasnya
Akibat Kondisi sistem pengereman yang tidak standart pabrikasi, maka dipastikan tidak akan mampu mengendalikan laju kecepatan kendaraan dengan bermuatan overload hingga 24 ton air mineral galon.
“Pengakuan pengemudi, ia sempat berusaha memperlambat laju kendaran dengan merubah gigi perseneling namun macet sehingga laju kendaraan tak bsia dikendalikan Dari kondisi tersebut secara pasti bahwa supir telah melanggar beberapa pelanggaran seperti berkecepatan yang tidak wajar. Saat ini penyidik Polresta Bogor sedang melakukan penyelidikan lanjutan terkait fisik kendaran truk tersebut,” papar AKBP Edwin
Dibagian lain, guna melakukan pencegahan adanya rawan kecelakaan akibat banyak kendaraan bertonase besar bermuatan overload, maka jajaran Polda Jabar bersama Polres Bogor Kota dan Polres Bogor segera melakukan Operasi Keselamatan Lodaya 2025 dengan atensi prioritas penertiban kendaraan truk maupun kontainer dengan mendatangi pool kendaraan tersebut maupun menggelar razia disejmlah titik yang menjadi rawan kecelakaan.
“Apabila dalam giat Operasi Keselamatan Lodaya 2025 ditemukan pelanggaran, petugas bersikap tegas memberikan sanksi administrasi maupun tindakan teknis seperti pemotongan body kendaraan agar muatannya tidak overload yang bisa jadi penyebab kecelakaan lalulintas baik di jalan Tol maupun jalan antar kota dalam provinsi,”tegas AKBP Edwin.
Editor : Adjet